Ana lupa di kitab apa dinukil, Kisah ini ana dapatkan ketika perayaan Maulid Nabi sholahu alaihi wassalam di ponpes at-taufiqy (romo kayi taufiqurahman), wonopringgo, pekalongan.
Syahdan, Ada pasangan suami istri yang istiqomah mengundang kerabat dan tetangganya pada tanggal 12 rabiul awal untuk mendengarkan kisah kelahiran nabi mUhammad sholalluhu alaihi wassalam,
Sepanjang tahun pasangan ini bekerja dan menabung untuk majelisnya ini, setelah terkumpul setahun penuh datangnya bulan rabiul awal, simpanannya mereka ini mereka belanjakan untuk menjamu tamunya, membeli minyak wangi dan keperluan lainya.
Setiap rabiul awal pula pasangan ini berdandan dengan pakaianya terbaiknya, mereka tidak melebihkan suatu hari melebihi hari dimana rasulullah lahir, tidak pula hari ied adha dan ied fitri atau 1 muharam.
Karena jika TANPA KELAHIRAN RASULULLAH KITA TIDAK AKAN MENGENAL APA ITU HARI IED,DAN APA ITU TAHUN HIJRIYAH dan kita tidak akan mengerti syariat,kita selamanya akan hidup dalam kehidupan yang penuh kebodohan (jahiliyah).
Syahdan, Ada pasangan suami istri yang istiqomah mengundang kerabat dan tetangganya pada tanggal 12 rabiul awal untuk mendengarkan kisah kelahiran nabi mUhammad sholalluhu alaihi wassalam,
Sepanjang tahun pasangan ini bekerja dan menabung untuk majelisnya ini, setelah terkumpul setahun penuh datangnya bulan rabiul awal, simpanannya mereka ini mereka belanjakan untuk menjamu tamunya, membeli minyak wangi dan keperluan lainya.
Setiap rabiul awal pula pasangan ini berdandan dengan pakaianya terbaiknya, mereka tidak melebihkan suatu hari melebihi hari dimana rasulullah lahir, tidak pula hari ied adha dan ied fitri atau 1 muharam.
Karena jika TANPA KELAHIRAN RASULULLAH KITA TIDAK AKAN MENGENAL APA ITU HARI IED,DAN APA ITU TAHUN HIJRIYAH dan kita tidak akan mengerti syariat,kita selamanya akan hidup dalam kehidupan yang penuh kebodohan (jahiliyah).
Sehingga dari 12 rabiul awal ke 12 rabiul berikutnya adalah penantian yang selalu dinantikan dengan perasaan penuh rindu oleh pasangan ini, mereka mempersiapkannya dengan baik dan mengundang pula seorang alim untuk menceritakan kisah hidup Rasulullah sholahu alaihi wassalam (mereka hidup dijaman sebelum maulid pertama kali dijaman sholahudin al ayubi dikumpulkan dalam satu kitab yang sekarang kita kenal dengan maulid barzanji karena ditulis oleh syeikh al barzanji).
Sampai suatu hari pasangan ini meninggal, lalu setelah pengkuburannya bermimpilah sang alim yang biasa membacakan hikayat rasulullah dirumah pasangan tersebut beserta tetangga dan kerabatnya yang biasa diundang oleh pasangan itu menghadiri majelisnya, mereka semua bermimpi yang sama dalam satu waktu yang sama sehingga tidaklah mungkin mereka berdusta atau merupakan mimpi yang kosong apalagi mimpi dari setan melainkan adalah ilham, petunjuk dari ALLOH ta'ala semata.
Sampai suatu hari pasangan ini meninggal, lalu setelah pengkuburannya bermimpilah sang alim yang biasa membacakan hikayat rasulullah dirumah pasangan tersebut beserta tetangga dan kerabatnya yang biasa diundang oleh pasangan itu menghadiri majelisnya, mereka semua bermimpi yang sama dalam satu waktu yang sama sehingga tidaklah mungkin mereka berdusta atau merupakan mimpi yang kosong apalagi mimpi dari setan melainkan adalah ilham, petunjuk dari ALLOH ta'ala semata.